Kamis, 24 Februari 2011
Selamat Datang Shohei Matsunaga
main asal Jepang yang direkomendasikan tim pelatih, Shohei Matsunaga akhirnya resmi berkostum Maung Bandung setelah ia menanda tangani kontrak selama setengah musim di Kantor PBB, Jalan Sulanjana 17, Bandung siang ini.
Matsunaga sebelumnya bermain di Ehime FC, klub J2 League Jepang selama setengah musim dan saat ini tidak mempunyai klub. Di Persib, pemain yang juga sempat merumput di Regionalliga Jerman (tiga kasta di bawah Bundesliga) bersama FC Schalke 04 II ini, juga akan mengenakan nomor punggung 18.
Pengidola Shinji Ono ini berjanji akan mencetak banyak gol di Persib karena ia tahu Persib sedang berada di papan bawah dan ia ingin membawa Persib naik di klasemen.
“Saya datang kesini untuk mencari pengalaman. Saya juga akan mencetak banyak gol untuk mengangkat Persib dari papan bawah,” janji pemain berusia 22 tahun tersebut.
Pemain yang menguasai 2 posisi yaitu gelandang serang dan penyerang ini diproyeksikan oleh pelatih Daniel untuk mengisi tempat yang sebelumnya ditempati oleh Shahril Ishak. “Ia pemain yang bagus. Mobilitasnya tinggi, teknik individunya juga bagus. Ia bisa saya tempatkan di posisi penyerang lubang,” ujar Daniel sore ini.
Senin, 14 Februari 2011
Injeksi Tinja Obati Sakit Pencernaan Kronis
[sakit perut] sakit perut
VIVAnews - Mungkin Anda sudah sering mendengar pengobatan alternatif menggunakan terapi urin atau darah. Tapi, bagaimana dengan terapi pengobatan menggunakan tinja?
Sebuah penelitian yang terbit di Journal of Clinical Gastroenterology mengungkap metode injeksi tinja atau 'transpoosions' untuk menyembuhkan gangguan pencernaan kronis akibat infeksi bakteri clostridium difficile.
"Pengobatan tersebut sangat efisien, dengan tingkat kesembuhan 90 persen untuk penggunaan pertama kali. Hasilnya aman, tanpa efek samping, dan dapat memecahkan masalah dalam hitungan jam," kata Dr Lawrence Brandt dari Montefiore Medical Center, di New York, seperti dimuat Aol Health.
Brandt mengatakan, injeksi tinja bisa dilakukan melalui enema, prosedur pemasukan zat ke dalam kolon melalui anus. Bisa juga melalui pipa lambung, berupa selang yang dimasukkan ke lambung lewat hidung.
Selama ini, pasien terinfeksi bakteri clostridium difficile mengandalkan suntikan antibiotik sebagai pengobatan. Clostridium difficile merupakan jenis bakteri yang sulit dimatikan dibandingkan jenis lain seperti C botulinum, dan C perfringens. Infeksi bakteri Clostridium biasanya ditandai diare.
Karakter Clostridium difficile yang sulit mati membuat racikan antibiotik menjadi mahal. Di Amerika Serikat, antibiotik pembunuh Clostridium difficile mencapai US$60 atau sekitar Rp870 ribu per butir. Sekali pengobatan bisa mencapai US$2.000 hampir Rp19 juta.
Meski mahal, suntikan antibiotik belum tentu mempan membunuh bakteri. Bahkan, tak jarang menyebabkan diare kronis. "Tingkat kegagalan antibiotik 10-20 persen dengan peluang kambuh 60 persen," ujarnya.
Itulah mengapa Brandt begitu bersemangat mengembangkan pengobatan alternatif menggunakan injeksi tinja. Selain lebih murah, metode injeksi tinja tidak memiliki efek suntikan antibiotik yang dapat mengancam kekacauan metabolisme tubuh.
Brandt mengatakan, injeksi tinja bisa didapat melalui donor tinja yang telah melalui uji laboratorium. "Ada beberapa bank donor di Australia, tapi di Amerika Serikat, kami menggunakan tinja segar dari donor," katanya. "Kami memisahkan pendonor yang mengidap AIDS, sifilis, hepatitis, patogen dan parasit lainnya."
Meski klaim keberhasilan pengobatan ini mencapai 90 persen, banyak dokter enggan beralih ke 'antibiotik' alami tersebut. "Sulit membayangkan pengobatan menggunakan kotoran. Saya khawatir, penggunaan tinja sebagai antibiotik berpotensi mencipta masalah baru pada pasien, seperti infeksi silang," kata Dr Saad Habba, seorang ahli penyakit lambung asal New Jersey.
VIVAnews - Mungkin Anda sudah sering mendengar pengobatan alternatif menggunakan terapi urin atau darah. Tapi, bagaimana dengan terapi pengobatan menggunakan tinja?
Sebuah penelitian yang terbit di Journal of Clinical Gastroenterology mengungkap metode injeksi tinja atau 'transpoosions' untuk menyembuhkan gangguan pencernaan kronis akibat infeksi bakteri clostridium difficile.
"Pengobatan tersebut sangat efisien, dengan tingkat kesembuhan 90 persen untuk penggunaan pertama kali. Hasilnya aman, tanpa efek samping, dan dapat memecahkan masalah dalam hitungan jam," kata Dr Lawrence Brandt dari Montefiore Medical Center, di New York, seperti dimuat Aol Health.
Brandt mengatakan, injeksi tinja bisa dilakukan melalui enema, prosedur pemasukan zat ke dalam kolon melalui anus. Bisa juga melalui pipa lambung, berupa selang yang dimasukkan ke lambung lewat hidung.
Selama ini, pasien terinfeksi bakteri clostridium difficile mengandalkan suntikan antibiotik sebagai pengobatan. Clostridium difficile merupakan jenis bakteri yang sulit dimatikan dibandingkan jenis lain seperti C botulinum, dan C perfringens. Infeksi bakteri Clostridium biasanya ditandai diare.
Karakter Clostridium difficile yang sulit mati membuat racikan antibiotik menjadi mahal. Di Amerika Serikat, antibiotik pembunuh Clostridium difficile mencapai US$60 atau sekitar Rp870 ribu per butir. Sekali pengobatan bisa mencapai US$2.000 hampir Rp19 juta.
Meski mahal, suntikan antibiotik belum tentu mempan membunuh bakteri. Bahkan, tak jarang menyebabkan diare kronis. "Tingkat kegagalan antibiotik 10-20 persen dengan peluang kambuh 60 persen," ujarnya.
Itulah mengapa Brandt begitu bersemangat mengembangkan pengobatan alternatif menggunakan injeksi tinja. Selain lebih murah, metode injeksi tinja tidak memiliki efek suntikan antibiotik yang dapat mengancam kekacauan metabolisme tubuh.
Brandt mengatakan, injeksi tinja bisa didapat melalui donor tinja yang telah melalui uji laboratorium. "Ada beberapa bank donor di Australia, tapi di Amerika Serikat, kami menggunakan tinja segar dari donor," katanya. "Kami memisahkan pendonor yang mengidap AIDS, sifilis, hepatitis, patogen dan parasit lainnya."
Meski klaim keberhasilan pengobatan ini mencapai 90 persen, banyak dokter enggan beralih ke 'antibiotik' alami tersebut. "Sulit membayangkan pengobatan menggunakan kotoran. Saya khawatir, penggunaan tinja sebagai antibiotik berpotensi mencipta masalah baru pada pasien, seperti infeksi silang," kata Dr Saad Habba, seorang ahli penyakit lambung asal New Jersey.
Jumat, 11 Februari 2011
95 Juta Tahun Lalu, Ular Punya Kaki
[Fosil ular yang ditemukan memiliki kaki.] Fosil ular yang ditemukan memiliki kaki.
VIVAnews - Dari penelitian terbaru terhadap fosil ular yang diperkirakan telah berusia 95 juta tahun, terungkap bahwa ada dua tulang kaki kecil yang tersambung ke tulang pinggul hewan tersebut.
Seperti dikutip dari LiveScience, 10 Februari 2011, fosil yang ditemukan di Libanon tersebut berasal dari zaman di mana ular belum kehilangan tungkai belakang mereka.
Rekonstruksi tiga dimensi terhadap tulang tersebut akan segera dilakukan untuk membantu para peneliti memahami bagaimana ular berevolusi hingga kehilangan kakinya itu.
Adapun perdebatan yang menghangat di kalangan paleontologist adalah apakah nenek moyang ular berkaki itu merupakan kadal yang berenang di air atau kadal yang melata di darat.
“Sebuah tulang kaki berukuran panjang satu inci (sekitar 2,5 centimeter) terlihat pada fosil ular Libanon. Sayangnya, separuh bagian panggul ular itu terkubur di dalam batu,” kata Alexandra Houssaye, peneliti dari Museum National d’Histoire Naturelle, Paris, Perancis.
Ular yang panjangnya 19 inci (sekitar 50 centimeter) ini merupakan Eupodophis descouensi, yang merupakan satu dari tiga fosil ular yang pernah ditemukan memiliki kaki. “Membongkar batu untuk menemukan satu kaki lagi tidaklah dimungkinkan,” ucapnya.
Untuk itu, peneliti akan menggunakan teknik yang disebut sebagai synchrotron-radiation computed laminography (SRCL). Serupa dengan pemindaian medis CT scan, SRCL menggunakan sinar X untuk menggambarkan struktur internal dari sebuah objek, namun dengan resolusi 1.000 kali lebih tinggi.
Dari pemindaian, terlihat kaki yang tersembunyi di dalam batu itu bertekuk di bagian lutut. Akan tetapi, kaki itu tidak memiliki telapak dan tulang jari.
“Struktur tulang kaki yang tersimpan rapi di dalam batu ini serupa dengan struktur tulang milik kadal darat,” kata Houssaye. “Meski demikian, satu penelitian saja tidak akan bisa memastikan apakah ular ini punya nenek moyang hewan air atau hewan darat,” ucapnya.
Meski demikian, Houssaye menyebutkan, anatomi tulang milik ular itu menunjukkan bahwa evolusi telah menghilangkan kaki milik ular bukan dengan mengubah cara tulang itu tumbuh. “Kemungkinan, kaki itu tumbuh melambat atau semakin pendek,” ucapnya.
Eksperimen tersebut, menurut Houssaye, merupakan eksperimen pertama yang menggunakan teknik SRCL di dunia paleontology, dan masih banyak yang perlu dianalisa. “Langkah selanjutnya adalah menganalisa fosil tulang belakang ular lainnya, mengamati tungkai ular dan kadal hidup dan menganalisa fosil ular tertua yang pernah ditemukan,” ucapnya.
VIVAnews - Dari penelitian terbaru terhadap fosil ular yang diperkirakan telah berusia 95 juta tahun, terungkap bahwa ada dua tulang kaki kecil yang tersambung ke tulang pinggul hewan tersebut.
Seperti dikutip dari LiveScience, 10 Februari 2011, fosil yang ditemukan di Libanon tersebut berasal dari zaman di mana ular belum kehilangan tungkai belakang mereka.
Rekonstruksi tiga dimensi terhadap tulang tersebut akan segera dilakukan untuk membantu para peneliti memahami bagaimana ular berevolusi hingga kehilangan kakinya itu.
Adapun perdebatan yang menghangat di kalangan paleontologist adalah apakah nenek moyang ular berkaki itu merupakan kadal yang berenang di air atau kadal yang melata di darat.
“Sebuah tulang kaki berukuran panjang satu inci (sekitar 2,5 centimeter) terlihat pada fosil ular Libanon. Sayangnya, separuh bagian panggul ular itu terkubur di dalam batu,” kata Alexandra Houssaye, peneliti dari Museum National d’Histoire Naturelle, Paris, Perancis.
Ular yang panjangnya 19 inci (sekitar 50 centimeter) ini merupakan Eupodophis descouensi, yang merupakan satu dari tiga fosil ular yang pernah ditemukan memiliki kaki. “Membongkar batu untuk menemukan satu kaki lagi tidaklah dimungkinkan,” ucapnya.
Untuk itu, peneliti akan menggunakan teknik yang disebut sebagai synchrotron-radiation computed laminography (SRCL). Serupa dengan pemindaian medis CT scan, SRCL menggunakan sinar X untuk menggambarkan struktur internal dari sebuah objek, namun dengan resolusi 1.000 kali lebih tinggi.
Dari pemindaian, terlihat kaki yang tersembunyi di dalam batu itu bertekuk di bagian lutut. Akan tetapi, kaki itu tidak memiliki telapak dan tulang jari.
“Struktur tulang kaki yang tersimpan rapi di dalam batu ini serupa dengan struktur tulang milik kadal darat,” kata Houssaye. “Meski demikian, satu penelitian saja tidak akan bisa memastikan apakah ular ini punya nenek moyang hewan air atau hewan darat,” ucapnya.
Meski demikian, Houssaye menyebutkan, anatomi tulang milik ular itu menunjukkan bahwa evolusi telah menghilangkan kaki milik ular bukan dengan mengubah cara tulang itu tumbuh. “Kemungkinan, kaki itu tumbuh melambat atau semakin pendek,” ucapnya.
Eksperimen tersebut, menurut Houssaye, merupakan eksperimen pertama yang menggunakan teknik SRCL di dunia paleontology, dan masih banyak yang perlu dianalisa. “Langkah selanjutnya adalah menganalisa fosil tulang belakang ular lainnya, mengamati tungkai ular dan kadal hidup dan menganalisa fosil ular tertua yang pernah ditemukan,” ucapnya.
95 Juta Tahun Lalu, Ular Punya Kaki
[Fosil ular yang ditemukan memiliki kaki.] Fosil ular yang ditemukan memiliki kaki.
VIVAnews - Dari penelitian terbaru terhadap fosil ular yang diperkirakan telah berusia 95 juta tahun, terungkap bahwa ada dua tulang kaki kecil yang tersambung ke tulang pinggul hewan tersebut.
Seperti dikutip dari LiveScience, 10 Februari 2011, fosil yang ditemukan di Libanon tersebut berasal dari zaman di mana ular belum kehilangan tungkai belakang mereka.
Rekonstruksi tiga dimensi terhadap tulang tersebut akan segera dilakukan untuk membantu para peneliti memahami bagaimana ular berevolusi hingga kehilangan kakinya itu.
Adapun perdebatan yang menghangat di kalangan paleontologist adalah apakah nenek moyang ular berkaki itu merupakan kadal yang berenang di air atau kadal yang melata di darat.
“Sebuah tulang kaki berukuran panjang satu inci (sekitar 2,5 centimeter) terlihat pada fosil ular Libanon. Sayangnya, separuh bagian panggul ular itu terkubur di dalam batu,” kata Alexandra Houssaye, peneliti dari Museum National d’Histoire Naturelle, Paris, Perancis.
Ular yang panjangnya 19 inci (sekitar 50 centimeter) ini merupakan Eupodophis descouensi, yang merupakan satu dari tiga fosil ular yang pernah ditemukan memiliki kaki. “Membongkar batu untuk menemukan satu kaki lagi tidaklah dimungkinkan,” ucapnya.
Untuk itu, peneliti akan menggunakan teknik yang disebut sebagai synchrotron-radiation computed laminography (SRCL). Serupa dengan pemindaian medis CT scan, SRCL menggunakan sinar X untuk menggambarkan struktur internal dari sebuah objek, namun dengan resolusi 1.000 kali lebih tinggi.
Dari pemindaian, terlihat kaki yang tersembunyi di dalam batu itu bertekuk di bagian lutut. Akan tetapi, kaki itu tidak memiliki telapak dan tulang jari.
“Struktur tulang kaki yang tersimpan rapi di dalam batu ini serupa dengan struktur tulang milik kadal darat,” kata Houssaye. “Meski demikian, satu penelitian saja tidak akan bisa memastikan apakah ular ini punya nenek moyang hewan air atau hewan darat,” ucapnya.
Meski demikian, Houssaye menyebutkan, anatomi tulang milik ular itu menunjukkan bahwa evolusi telah menghilangkan kaki milik ular bukan dengan mengubah cara tulang itu tumbuh. “Kemungkinan, kaki itu tumbuh melambat atau semakin pendek,” ucapnya.
Eksperimen tersebut, menurut Houssaye, merupakan eksperimen pertama yang menggunakan teknik SRCL di dunia paleontology, dan masih banyak yang perlu dianalisa. “Langkah selanjutnya adalah menganalisa fosil tulang belakang ular lainnya, mengamati tungkai ular dan kadal hidup dan menganalisa fosil ular tertua yang pernah ditemukan,” ucapnya.
VIVAnews - Dari penelitian terbaru terhadap fosil ular yang diperkirakan telah berusia 95 juta tahun, terungkap bahwa ada dua tulang kaki kecil yang tersambung ke tulang pinggul hewan tersebut.
Seperti dikutip dari LiveScience, 10 Februari 2011, fosil yang ditemukan di Libanon tersebut berasal dari zaman di mana ular belum kehilangan tungkai belakang mereka.
Rekonstruksi tiga dimensi terhadap tulang tersebut akan segera dilakukan untuk membantu para peneliti memahami bagaimana ular berevolusi hingga kehilangan kakinya itu.
Adapun perdebatan yang menghangat di kalangan paleontologist adalah apakah nenek moyang ular berkaki itu merupakan kadal yang berenang di air atau kadal yang melata di darat.
“Sebuah tulang kaki berukuran panjang satu inci (sekitar 2,5 centimeter) terlihat pada fosil ular Libanon. Sayangnya, separuh bagian panggul ular itu terkubur di dalam batu,” kata Alexandra Houssaye, peneliti dari Museum National d’Histoire Naturelle, Paris, Perancis.
Ular yang panjangnya 19 inci (sekitar 50 centimeter) ini merupakan Eupodophis descouensi, yang merupakan satu dari tiga fosil ular yang pernah ditemukan memiliki kaki. “Membongkar batu untuk menemukan satu kaki lagi tidaklah dimungkinkan,” ucapnya.
Untuk itu, peneliti akan menggunakan teknik yang disebut sebagai synchrotron-radiation computed laminography (SRCL). Serupa dengan pemindaian medis CT scan, SRCL menggunakan sinar X untuk menggambarkan struktur internal dari sebuah objek, namun dengan resolusi 1.000 kali lebih tinggi.
Dari pemindaian, terlihat kaki yang tersembunyi di dalam batu itu bertekuk di bagian lutut. Akan tetapi, kaki itu tidak memiliki telapak dan tulang jari.
“Struktur tulang kaki yang tersimpan rapi di dalam batu ini serupa dengan struktur tulang milik kadal darat,” kata Houssaye. “Meski demikian, satu penelitian saja tidak akan bisa memastikan apakah ular ini punya nenek moyang hewan air atau hewan darat,” ucapnya.
Meski demikian, Houssaye menyebutkan, anatomi tulang milik ular itu menunjukkan bahwa evolusi telah menghilangkan kaki milik ular bukan dengan mengubah cara tulang itu tumbuh. “Kemungkinan, kaki itu tumbuh melambat atau semakin pendek,” ucapnya.
Eksperimen tersebut, menurut Houssaye, merupakan eksperimen pertama yang menggunakan teknik SRCL di dunia paleontology, dan masih banyak yang perlu dianalisa. “Langkah selanjutnya adalah menganalisa fosil tulang belakang ular lainnya, mengamati tungkai ular dan kadal hidup dan menganalisa fosil ular tertua yang pernah ditemukan,” ucapnya.
KPK: Persib Jadi Contoh Klub Profesional
KPK: Persib Jadi Contoh Klub Profesional
Headline
Staf Pencegahan KPK Dian Patria - inilah.com/Syamsuddin Nasoetion
Oleh: Dery Fitriadi Ginanjar
Jabar - Kamis, 10 Februari 2011 | 15:23 WIB
TERKAIT
* Persib Bisa Mandiri, KPK Akan Sowan ke Manajemen
* KPK: Persib Jadi Contoh Klub Profesional
* KPK Datangi Wagub Bahas Anggaran Persib
* Wali Kota Tagih Janji Pemprov soal SUS Gedebage
* Daniel Baru Tahu Pemain Persib tak Disiplin
INILAH.COM, Bandung - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut Persib Bandung sebagai salah satu klub sepak bola yang sudah dikelola secara profesional. Selain tidak lagi bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Maung Bandung juga tidak dijabat pejabat publik.
"Tim sepak bola di liga itu punya dua syarat, yakni mandiri dari APBD dan tidak dijabat pejabat publik. Lihat saja tim yang masih dijabat birokrat bisa dikatakan belum profesional. Nah Persib Bandung jadi contoh klub profesional," kata Staf Pencegahan KPK Dian Patria saat ditemui usai pertemuan dengan Wakil Gubernur Jabar Dede Yusuf di ruang kerja di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kamis (10/2/2011).
Menurut Dian, pelarangan uang APBD juga tertutup dari saluran lain, semisal dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Pasalnya, uang KONI pun muaranya tetap dari APBD.
"Selama itu dari saluran APBD, tetap tidak boleh. Memang ada beberapa tim sepakbola yang mendapat hibah APBD melalui KONI. Tetapi kan tetap saja uangnya berasal dari APBD," tuturnya.
Dian mengatakan, kedatangan KPK menemui Wakil Gubernur Jabar Dede Yusuf untuk menanyakan dan melakukan kajian terkait langkah Persib Bandung terbebas dari APBD. Nantinya, langkah-langkah yang ditempuh Persib Bandung menjadi percontohan tim-tim sepak bola seluruh nasional.
"Persib Bandung sebagai klub sepak bola profesional bisa mendanai operasional klub tanpa bergantung APBD. Bahkan dalam waktu dua minggu bisa dapat uang Rp20 miliar," paparnya. [jul]
Headline
Staf Pencegahan KPK Dian Patria - inilah.com/Syamsuddin Nasoetion
Oleh: Dery Fitriadi Ginanjar
Jabar - Kamis, 10 Februari 2011 | 15:23 WIB
TERKAIT
* Persib Bisa Mandiri, KPK Akan Sowan ke Manajemen
* KPK: Persib Jadi Contoh Klub Profesional
* KPK Datangi Wagub Bahas Anggaran Persib
* Wali Kota Tagih Janji Pemprov soal SUS Gedebage
* Daniel Baru Tahu Pemain Persib tak Disiplin
INILAH.COM, Bandung - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut Persib Bandung sebagai salah satu klub sepak bola yang sudah dikelola secara profesional. Selain tidak lagi bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Maung Bandung juga tidak dijabat pejabat publik.
"Tim sepak bola di liga itu punya dua syarat, yakni mandiri dari APBD dan tidak dijabat pejabat publik. Lihat saja tim yang masih dijabat birokrat bisa dikatakan belum profesional. Nah Persib Bandung jadi contoh klub profesional," kata Staf Pencegahan KPK Dian Patria saat ditemui usai pertemuan dengan Wakil Gubernur Jabar Dede Yusuf di ruang kerja di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kamis (10/2/2011).
Menurut Dian, pelarangan uang APBD juga tertutup dari saluran lain, semisal dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Pasalnya, uang KONI pun muaranya tetap dari APBD.
"Selama itu dari saluran APBD, tetap tidak boleh. Memang ada beberapa tim sepakbola yang mendapat hibah APBD melalui KONI. Tetapi kan tetap saja uangnya berasal dari APBD," tuturnya.
Dian mengatakan, kedatangan KPK menemui Wakil Gubernur Jabar Dede Yusuf untuk menanyakan dan melakukan kajian terkait langkah Persib Bandung terbebas dari APBD. Nantinya, langkah-langkah yang ditempuh Persib Bandung menjadi percontohan tim-tim sepak bola seluruh nasional.
"Persib Bandung sebagai klub sepak bola profesional bisa mendanai operasional klub tanpa bergantung APBD. Bahkan dalam waktu dua minggu bisa dapat uang Rp20 miliar," paparnya. [jul]
Rabu, 09 Februari 2011
Kasihan Persib, Penyakitnya Sudah Lama
Hal tersebut dikatakan pelatih Persib Daniel Roekito menanggapi prestasi Persib yang tak kunjung membaik pada kompetisi Liga Super Indonesia 2010/11. Padahal sejak awal musim, konsorsium PT PBB dan manajemen Persib menargetkan tim kebanggaan masyarakat Jawa Barat ini untuk dapat meraih prestasi puncak. Daniel Roekito sendiri adalah pelatih ketiga setelah Daniel Darko Janackovic dan Jovo Cuckovic yang telah dinilai gagal membentuk tim yang solid.
Daniel Roekito menangani Maung bandung terhitung mulai bulan Desember. Sejak saat itu Daniel mengaku mulai mencari tahu apa saja yang menjadi faktor gagalnya Persib menunjukan permainan yang menjanjikan. Sampai dua bulan lebih menangani tim ini, Daniel menyebut mental pemain yang terbiasa berada di posisi nyaman menjadi faktor paling utama penghambat Persib berprestasi. Setelah berbagai upaya perbaikan yang dilakukan pelatih asal Rembang ini gagal, jalan terakhir yang harus dilakukan adalah merombak materi tim.
“Selama ini saya mempelajari semuanya yang terjadi didalam tim ini. Banyak faktor yang menyebabkan Persib tidak berprestasi. Yang paling menonjol adalah will atau kemauan untuk menang. Percuma punya banyak pemain dengan nama besar namun tidak ada kemauan, tidak akan bisa (berprestasi). Saya datang kondisinya sudah seperti ini, dan selama putaran pertama saya harus menerima kondisi tim seperti ini,” kata Daniel panjang lebar.
Ia lalu mengatakan bahwa waktu yang dibutuhkannya untuk mencari tahu penyebab kegagalan Persib sudah cukup. Mulai putaran kedua, Daniel berjanji membangkitkan Persib dari keterpurukan. Perombakan tim akan segera dilakukan. Imbasnya, sebanyak 20 sampai 30 persen pemain akan diganti.
“Untuk membangkitkan tim ini, diperlukan sebuah penyegaran. Dan yang paling mendesak adalah di sektor belakang. Pemain-pemain belakang kita sebenarnya bagus-bagus, namun tim ini terlalu banyak kemasukan. Siapa saja yang dicoret biar nanti manajemen yang mengumumkan,” jelasnya.
Daniel Roekito mengaku sudah memberikan daftar pemain-pemain yang layak untuk bergabung dengan Maung Bandung mulai putaran kedua. Selain itu, ia juga akan membuat laporan yang berisi evaluasi perjalanan timnya selama putaran pertama kepada manajemen. “Pada putaran kedua saya akan lebih selektif dalam memilih pemain dan lebih disiplin dalam mengatur tim,” janji Daniel.
Sifat dan kebiasaan pemain diluar lapangan menjadi catatan tersediri yang mempengaruhi penilaian Daniel. Bagaimana pemain mengatur hidupnya sebagai seorang profesional, dari mulai kebiasaan makan, istirahat, sampai saat tampil di lapangan.”Sebuah tim itu terbentuk dari kelebihan dan kekurangan. Jangan bilang pemain profesional jika masih punya kelakuan amatir. Kita membayar pemain bukan dari nama besarnya namun dari kerjanya untuk tim,” sebutnya.
“Saya bukannya mengharamkan. Silahkan saja yang punya kebiasaan gaya hidup seperti itu. Hanya saja ia harus tahu waktunya,” lanjut mantan pelatih persik Kediri ini menyoroti kabar yang menyebutkan 2 pemain Persib kepergok publik berkeliaran sampai dini hari di klub malam di Bandung.
Sementara itu terkait kabar yang beredar di media tentang kepindahan beberapa pemain Persib di putaran kedua, Daniel tidak menyangkal hal tersebut. Namun sampai kemarin hanya Nova Arianto saja yang diakuinya sudah berbicara dengannya untuk mengundurkan diri dari tim. Nama-nama lain belum mau diungkapkan Daniel.
“Yang mau mundur, silahkan. Percuma juga kita pertahankan kalau hatinya sudah mendua. Saat ini yang sudah bilang ke saya baru Nova. Mungkin dengan pertimbangan usianya dan prospek dia untuk berkembang di klub lain. Kita akan cari bek baru yang lebih bagus,” ujar Daniel.
Untuk urusan lainnya seperti transfer, Daniel menyerahkan sepenuhnya kepada manajemen. Yang pasti akan ada mekanisme yang harus dilalui Nova dan pemain-pemain yang akan mundur karena masih terikat kontrak dengan Persib sampai akhir musim.
Sesuai spekulasi yang berkembang, mantan kapten Persib Nova Arianto dikabarkan akan pulang ke kampung halamannya untuk berlabuh di klub LPI, Semarang United. Sementara pemain bertahan asal Singapura, Baihakki Khaizan bergabung dengan klub LPI lainnya Medan Chiefs.
Daniel Roekito menangani Maung bandung terhitung mulai bulan Desember. Sejak saat itu Daniel mengaku mulai mencari tahu apa saja yang menjadi faktor gagalnya Persib menunjukan permainan yang menjanjikan. Sampai dua bulan lebih menangani tim ini, Daniel menyebut mental pemain yang terbiasa berada di posisi nyaman menjadi faktor paling utama penghambat Persib berprestasi. Setelah berbagai upaya perbaikan yang dilakukan pelatih asal Rembang ini gagal, jalan terakhir yang harus dilakukan adalah merombak materi tim.
“Selama ini saya mempelajari semuanya yang terjadi didalam tim ini. Banyak faktor yang menyebabkan Persib tidak berprestasi. Yang paling menonjol adalah will atau kemauan untuk menang. Percuma punya banyak pemain dengan nama besar namun tidak ada kemauan, tidak akan bisa (berprestasi). Saya datang kondisinya sudah seperti ini, dan selama putaran pertama saya harus menerima kondisi tim seperti ini,” kata Daniel panjang lebar.
Ia lalu mengatakan bahwa waktu yang dibutuhkannya untuk mencari tahu penyebab kegagalan Persib sudah cukup. Mulai putaran kedua, Daniel berjanji membangkitkan Persib dari keterpurukan. Perombakan tim akan segera dilakukan. Imbasnya, sebanyak 20 sampai 30 persen pemain akan diganti.
“Untuk membangkitkan tim ini, diperlukan sebuah penyegaran. Dan yang paling mendesak adalah di sektor belakang. Pemain-pemain belakang kita sebenarnya bagus-bagus, namun tim ini terlalu banyak kemasukan. Siapa saja yang dicoret biar nanti manajemen yang mengumumkan,” jelasnya.
Daniel Roekito mengaku sudah memberikan daftar pemain-pemain yang layak untuk bergabung dengan Maung Bandung mulai putaran kedua. Selain itu, ia juga akan membuat laporan yang berisi evaluasi perjalanan timnya selama putaran pertama kepada manajemen. “Pada putaran kedua saya akan lebih selektif dalam memilih pemain dan lebih disiplin dalam mengatur tim,” janji Daniel.
Sifat dan kebiasaan pemain diluar lapangan menjadi catatan tersediri yang mempengaruhi penilaian Daniel. Bagaimana pemain mengatur hidupnya sebagai seorang profesional, dari mulai kebiasaan makan, istirahat, sampai saat tampil di lapangan.”Sebuah tim itu terbentuk dari kelebihan dan kekurangan. Jangan bilang pemain profesional jika masih punya kelakuan amatir. Kita membayar pemain bukan dari nama besarnya namun dari kerjanya untuk tim,” sebutnya.
“Saya bukannya mengharamkan. Silahkan saja yang punya kebiasaan gaya hidup seperti itu. Hanya saja ia harus tahu waktunya,” lanjut mantan pelatih persik Kediri ini menyoroti kabar yang menyebutkan 2 pemain Persib kepergok publik berkeliaran sampai dini hari di klub malam di Bandung.
Sementara itu terkait kabar yang beredar di media tentang kepindahan beberapa pemain Persib di putaran kedua, Daniel tidak menyangkal hal tersebut. Namun sampai kemarin hanya Nova Arianto saja yang diakuinya sudah berbicara dengannya untuk mengundurkan diri dari tim. Nama-nama lain belum mau diungkapkan Daniel.
“Yang mau mundur, silahkan. Percuma juga kita pertahankan kalau hatinya sudah mendua. Saat ini yang sudah bilang ke saya baru Nova. Mungkin dengan pertimbangan usianya dan prospek dia untuk berkembang di klub lain. Kita akan cari bek baru yang lebih bagus,” ujar Daniel.
Untuk urusan lainnya seperti transfer, Daniel menyerahkan sepenuhnya kepada manajemen. Yang pasti akan ada mekanisme yang harus dilalui Nova dan pemain-pemain yang akan mundur karena masih terikat kontrak dengan Persib sampai akhir musim.
Sesuai spekulasi yang berkembang, mantan kapten Persib Nova Arianto dikabarkan akan pulang ke kampung halamannya untuk berlabuh di klub LPI, Semarang United. Sementara pemain bertahan asal Singapura, Baihakki Khaizan bergabung dengan klub LPI lainnya Medan Chiefs.
Langganan:
Postingan (Atom)